Generasi Muda Bicara Demokrasi: OSIS SMAN 37 Jakarta Beraksi di Gedung DPR RI

Berita202 Views

JAKARTA, JAWAPERS.COM, Selasa, 12 Desember 2023, siswa-siswi OSIS SMAN 37 Jakarta menghadiri acara spesial di Komisi Pendidikan DPR RI, Senayan, dengan tema “Meningkatkan Jiwa Kebangsaan Melalui Pemahaman Demokrasi bersama DPR RI”. Acara ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para siswa mengenai sistem pendidikan dan pentingnya partisipasi aktif dalam kehidupan demokrasi. Dihadiri oleh Ketua OSIS SMAN 37 Jakarta, Nola Solapung, bersama Ketua OSIS SMAN 37 Kebon Baru, Maria Nichola DC Solapung, acara ini juga menjadi momen penting bagi generasi muda untuk terlibat dalam diskusi mengenai kebijakan pendidikan di Indonesia.

Hadir dalam acara tersebut, Humas Pendidikan DPR RI, Bapak Bagja, yang menerima para peserta di Gedung Nusantara, Senayan. Meskipun beberapa anggota dewan sedang melaksanakan reses, kesempatan ini tetap dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk berinteraksi dan menyampaikan pendapat mereka mengenai sistem pendidikan yang ada di Indonesia.

Nola Solapung, Ketua OSIS SMAN 37 Jakarta, mengambil momen ini untuk memberikan pernyataan yang sangat penting mengenai sistem zonasi dalam pendidikan. Dalam pernyataannya, Nola mengungkapkan beberapa pandangan kritis terkait dampak dari sistem zonasi terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Menurutnya, sistem zonasi, meskipun bertujuan untuk meratakan kualitas pendidikan di seluruh wilayah, masih memiliki banyak kelemahan yang perlu mendapat perhatian serius.

“Bapak/Ibu yang terhormat, saya ingin menyampaikan beberapa hal terkait sistem zonasi yang tidak selalu menjamin peningkatan kualitas pendidikan di seluruh daerah,” kata Nola di hadapan Komisi Pendidikan DPR RI. “Sistem ini cenderung mengabaikan kualitas pendidikan di daerah-daerah pedesaan atau yang kurang berkembang, di mana fasilitas dan sumber daya pendidikan jauh lebih terbatas dibandingkan dengan kota-kota besar.”

Nola menekankan bahwa di kota-kota besar, fasilitas dan kualitas pendidikan cenderung lebih baik, sementara di daerah pedesaan, potensi siswa sering kali terhambat karena mereka harus bersekolah di sekolah dengan kualitas yang rendah. Hal ini, menurut Nola, bisa membatasi perkembangan potensi anak-anak di daerah yang kurang berkembang. “Siswa yang tinggal di daerah dengan kualitas pendidikan rendah terpaksa bersekolah di sekolah dengan kualitas yang juga rendah, dan ini akan menghambat potensi mereka di masa depan,” ujarnya.

Nola juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait pembatasan pilihan sekolah yang disebabkan oleh sistem zonasi. Banyak orang tua merasa terbatas dalam memberikan pendidikan terbaik bagi anak mereka, terutama jika sekolah yang tersedia di zona tersebut tidak sesuai dengan bidang atau potensi anak mereka. “Sistem zonasi membatasi pilihan orang tua untuk memilih sekolah terbaik bagi anak-anak mereka, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi perkembangan akademis dan karier masa depan mereka,” jelas Nola.

Selain itu, Nola menyoroti pentingnya keberagaman dan pengakuan terhadap potensi siswa. Dalam pandangannya, sistem zonasi yang hanya mengutamakan jarak geografis, bukan potensi akademik atau minat siswa, dapat menyebabkan banyak anak yang terpaksa bersekolah di tempat yang tidak mendukung perkembangan mereka. “Keberagaman dan potensi siswa harus dihargai, dan bukan hanya dilihat dari jarak geografis sekolah,” tambahnya.

Nola juga mengingatkan bahwa meskipun zonasi bertujuan untuk mengurangi kemacetan, sistem ini belum sepenuhnya menyelesaikan masalah yang ada. Akses pendidikan yang berkualitas masih terbatas, dan perlu ada upaya lebih untuk memperkuat pemerataan pendidikan, termasuk dengan meningkatkan infrastruktur pendidikan di seluruh Indonesia. “Selain memperhatikan zonasi, kita juga harus memperkuat infrastruktur pendidikan di daerah-daerah yang membutuhkan. Itu adalah langkah yang lebih efektif untuk memastikan pemerataan pendidikan,” tutupnya.

Acara ini menjadi kesempatan berharga bagi para siswa untuk memahami lebih dalam mengenai kebijakan pendidikan di Indonesia, sekaligus memberikan mereka platform untuk mengungkapkan pendapat dan harapan mengenai masa depan pendidikan di tanah air. Dengan partisipasi aktif dari generasi muda, diharapkan sistem pendidikan Indonesia dapat lebih berkembang dan lebih merata, memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anak bangsa untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *